Annyeong haseyo.
Ini adalah post pertama gue mengubek-ubek sebuah film. Ya, bukan film sih, ini drama korea. Gue suka banget sama drama korea bergenre fantasi-kriminal (apalagi channel TvN) yang satu ini.
First impression gue pas liat posternya yang terlihat tiga orang (dua pria, satu wanita) duduk bertiga dalam sebuah meja namun satu orang pria terlihat terpisah oleh sebuah garis. Dan, gambarnya pun seakan-akan lebih buram alias kayak foto jadul. Sebenernya kalo diperhatiin lagi, itu tuh bener-bener terpisah, dari tembok belakang, patahan tangan, potongan gambar meja, sampai meja yang jadi background judul di bawah, itu kelihatan banget bedanya. Nah disitulah gue mulai tertarik, mengingat sebelumnya TvN mengangkat sebuah cerita ber-setting tahun 80-an yang top banget. So, this poster caught me in.
Sinopsis:
Detektif rookie tahun 2015 dapat berkomunikasi dengan seorang detektif dari tahun 1980 melalui sebuah walkie talkie yang membantunya dalam memecahkan kasus-kasus yang belum terselesaikan di masa lampau (cold cases).
Oke, dari sinopsis jelas agak aneh tapi cukup menarik minat bukan?
Drama yang dibintangi Lee Je-Hoon (Fashion King, Architecture 101), aktris senior Kim Hye-Soo (The Thieves, Coin Locker Girl) dan Cho Jin-Woong (Roaring Currents, Assassination) ini dibuka dengan setting di sebuah sekolah, terlihat semua anak berseragam sekolah sambil asyik bermain di lapangan. Lalu ada seorang anak laki-laki yang nggak pake seragam, menyendiri kemudian seorang anak perempuan tersenyum padanya.
Ketika pulang sekolah, si anak laki-laki ngeliat anak perempuan itu dibawa pulang oleh seorang wanita cantik dengan lipstik dan sepatu merah yang menggunakan payung. Nggak lama sampe rumah, di tv muncul berita bahwa seorang anak perempuan hilang diculik ketika pulang sekolah. Sontak ia teringat oleh anak perempuan yang ia temui di sekolah.
Berdasarkan spekulasi polisi, anak perempuan ini yang diketahui namanya Yoon-Jung, diculik oleh seorang pembunuh pria yang melarikan diri dari penjara. Anak laki-laki itu mencoba meyakinkan polis bahwa yang menculik Yoon-Jung bukan seorang pria melainkan wanita.
Bertahun-tahun kasus ini tak terpecahkan karena korban tak kunjung terdeteksi keberadaannya begitu pula sang pelaku. Bagian mengiris di scene ini adalah ketika ibu korban rela bertahun-tahun menunggu penyelesaian kasus ini di depan kantor kepolisian.
Di Korea setiap kasus memiliki undang-undang pembatasan kasus. Artinya, sebuah kasus masih boleh diselidiki sampai waktu pembatasan tersebut. Misal untuk penculikan diberikan batas waktu 15 tahun, jadi pelaku masih bisa ditangkap sebelum pukul 00.00 di tanggal yang sama 15 tahun kemudian, setelah itu kasus akan ditutup, alias pelaku dibiarkan bebas.
Nah! Ternyata anak laki-laki itu adalah Park Hae-Young (Lee Je-Hoon), dialah anak laki-laki penyendiri yang menyaksikan langsung proses penculikan Yoon-Jung. Berkali-kali mencoba meyakinkan polisi namun ditolak, sampai akhirnya dia memiliki pandangan buruk tentang polisi.
Skip, skip, skip, pas Park Hae-Young ini udah dewasa, dia ketauan seorang detektif lagi ngebocorin info tentang kehidupan pribadi artis (disini si artisnya lee boyoung-jisung, kang sora-siwan, hahaha) ke seorang penulis redaksi. Ternyata Park Hae-Young ini diduga seorang stalker di rumah Park Bo-Young yang kemudian ditangkap dan dibawa ke kantor polisi sama detektif Cha Soo-Hyun (Kim Hye-Soo).
Disinilah semuanya dimulai.
Dengan pendapat buruknya tentang polisi membuat detektif Cha geram sama si Park Hae-Young ini yang ternyata adalah seorang polisi juga di mana gitu gue lupa. Setelah diinterogasi dengan debat-debat ngejatohin polisi, Park Hae-Young dibiarin bebas karena jago ngeles(?). Lanjut pokoknya kedua polisi ini jadi bersitegang. Kantor polisi ini adalah tempat dimana dia pernah bersikeras memberitahu polisi tentang kasus penculikan Yoon-Jung, Mulai deh tuh flashback ke tahun dimana kasus itu lagi gencar dan ngeliatin si Park Hae-Young kecil yang mondar-mandir diusir polisi. Tapi akhirnya clue-nya jatuh ke seorang detektif yang bernama Lee Jae-Han (Cho Jin-Woong).
Balik ke tahun 2015, Park Hae-Young mendapati kalau mobilnya ini terhalang oleh sebuah truk yang tak jelas kemana perginya sang supir. Disini nih setting-nya berubah-ubah yang emang agak bikin bingung. Park Hae-Young mendengar sebuah suara krasak krusuk dari balik truk yang menghalangi mobilnya. Setelah diketahui ternyata itu dari sebuah walkie talkie jadul yang masih menyala memanggil namanya (Park Hae-Young -pen).
Disini detektif Lee Jae-Han (tahun jadul) pergi ke RS Jiwa Seonil di Haenjong-dong karena (katanya) diberitahukan oleh Park Hae-Young untuk mengungkap kasus penculikan Yoon-Jung, tapi Park Hae-Young justru nggak tahu tentang rumah sakit itu. Karena merasa aneh akhirnya Park Hae-Young mencari tahu dimana rumah sakit jiwa Seonil itu.
Dari sinilah kasus penculikan Yoon-Jung diselidiki kembali, bersama dengan kepolisian wilayah tersebut. Namun detektif hanya punya waktu beberapa jam sebelum akhirnya kasus ini ditutup. Disini banyak tegang, seru, banget.
Di episode selanjutnya makin banyak scene transmisi dari walkie talkie tersebut antara detektif Lee Jae-Han dan Park Hae-Young. Berkat terungkapnya kasus penculikan Yoon-Jung, banyak masyarakat Korea yang meminta kasus-kasus yang telah ditutup dibuka kembali demi tuntutan keadilan keluarga korban.
Membuka kasus yang telah ditutup karena tak kunjung menemukan penyelesaian tentu membuat kepolisian mengakui kelalai-annya, sehingga dari internal kepolisian sendiri geram dengan Park Hae-Young yang terus mengungkit kasus-kasus yang tak pernah selesai (disebabkan oleh transmisi itu). Akhirnya kepolisian membuka tim baru, yaitu tim kasus dingin. Dengan anggota hanya empat orang dan satu kapten.
Tim kasus dingin:
Salah satu kasus yang dibuka kembali adalah kasus pembunuhan berantai Gyeonggi Nambu. Usut punya usut, ini diangkat dari kasus pembunuhan dan pemerkosaan berantai nyata yang terjadi di provinsi Gyeonggi atau disebut juga Hwaseong serial murders yang sampai sekarang belom terselesaikan. Tentu saja dengan beberapa perubahan motif pembunuhan yang berbeda. Gue kasih ini rating 8 dari segi ketegangan dan gregetannya hahaha.
Transmisi yang terjadi antara Lee Jae-Han dan Park Hae-Young ternyata juga membawa masalah, alias bisa merubah takdir. Ketika sebuah kasus yan pada tahun 2015 tercatat belum terselesaikan, ketika itu mulai diselesaikan oleh Lee Jae-Han pada masa lampau, tentu takdir dimasa depan akan berubah. Jika satu orang diselamatkan dari suatu kasus, maka akan ada orang lain yang seharusnya masih hidup malah menggantikan posisi itu.
Ini adalah post pertama gue mengubek-ubek sebuah film. Ya, bukan film sih, ini drama korea. Gue suka banget sama drama korea bergenre fantasi-kriminal (apalagi channel TvN) yang satu ini.
First impression gue pas liat posternya yang terlihat tiga orang (dua pria, satu wanita) duduk bertiga dalam sebuah meja namun satu orang pria terlihat terpisah oleh sebuah garis. Dan, gambarnya pun seakan-akan lebih buram alias kayak foto jadul. Sebenernya kalo diperhatiin lagi, itu tuh bener-bener terpisah, dari tembok belakang, patahan tangan, potongan gambar meja, sampai meja yang jadi background judul di bawah, itu kelihatan banget bedanya. Nah disitulah gue mulai tertarik, mengingat sebelumnya TvN mengangkat sebuah cerita ber-setting tahun 80-an yang top banget. So, this poster caught me in.
Sinopsis:
Detektif rookie tahun 2015 dapat berkomunikasi dengan seorang detektif dari tahun 1980 melalui sebuah walkie talkie yang membantunya dalam memecahkan kasus-kasus yang belum terselesaikan di masa lampau (cold cases).
Oke, dari sinopsis jelas agak aneh tapi cukup menarik minat bukan?
Drama yang dibintangi Lee Je-Hoon (Fashion King, Architecture 101), aktris senior Kim Hye-Soo (The Thieves, Coin Locker Girl) dan Cho Jin-Woong (Roaring Currents, Assassination) ini dibuka dengan setting di sebuah sekolah, terlihat semua anak berseragam sekolah sambil asyik bermain di lapangan. Lalu ada seorang anak laki-laki yang nggak pake seragam, menyendiri kemudian seorang anak perempuan tersenyum padanya.
Ketika pulang sekolah, si anak laki-laki ngeliat anak perempuan itu dibawa pulang oleh seorang wanita cantik dengan lipstik dan sepatu merah yang menggunakan payung. Nggak lama sampe rumah, di tv muncul berita bahwa seorang anak perempuan hilang diculik ketika pulang sekolah. Sontak ia teringat oleh anak perempuan yang ia temui di sekolah.
Berdasarkan spekulasi polisi, anak perempuan ini yang diketahui namanya Yoon-Jung, diculik oleh seorang pembunuh pria yang melarikan diri dari penjara. Anak laki-laki itu mencoba meyakinkan polis bahwa yang menculik Yoon-Jung bukan seorang pria melainkan wanita.
Bertahun-tahun kasus ini tak terpecahkan karena korban tak kunjung terdeteksi keberadaannya begitu pula sang pelaku. Bagian mengiris di scene ini adalah ketika ibu korban rela bertahun-tahun menunggu penyelesaian kasus ini di depan kantor kepolisian.
Di Korea setiap kasus memiliki undang-undang pembatasan kasus. Artinya, sebuah kasus masih boleh diselidiki sampai waktu pembatasan tersebut. Misal untuk penculikan diberikan batas waktu 15 tahun, jadi pelaku masih bisa ditangkap sebelum pukul 00.00 di tanggal yang sama 15 tahun kemudian, setelah itu kasus akan ditutup, alias pelaku dibiarkan bebas.
Nah! Ternyata anak laki-laki itu adalah Park Hae-Young (Lee Je-Hoon), dialah anak laki-laki penyendiri yang menyaksikan langsung proses penculikan Yoon-Jung. Berkali-kali mencoba meyakinkan polisi namun ditolak, sampai akhirnya dia memiliki pandangan buruk tentang polisi.
Skip, skip, skip, pas Park Hae-Young ini udah dewasa, dia ketauan seorang detektif lagi ngebocorin info tentang kehidupan pribadi artis (disini si artisnya lee boyoung-jisung, kang sora-siwan, hahaha) ke seorang penulis redaksi. Ternyata Park Hae-Young ini diduga seorang stalker di rumah Park Bo-Young yang kemudian ditangkap dan dibawa ke kantor polisi sama detektif Cha Soo-Hyun (Kim Hye-Soo).
Disinilah semuanya dimulai.
Dengan pendapat buruknya tentang polisi membuat detektif Cha geram sama si Park Hae-Young ini yang ternyata adalah seorang polisi juga di mana gitu gue lupa. Setelah diinterogasi dengan debat-debat ngejatohin polisi, Park Hae-Young dibiarin bebas karena jago ngeles(?). Lanjut pokoknya kedua polisi ini jadi bersitegang. Kantor polisi ini adalah tempat dimana dia pernah bersikeras memberitahu polisi tentang kasus penculikan Yoon-Jung, Mulai deh tuh flashback ke tahun dimana kasus itu lagi gencar dan ngeliatin si Park Hae-Young kecil yang mondar-mandir diusir polisi. Tapi akhirnya clue-nya jatuh ke seorang detektif yang bernama Lee Jae-Han (Cho Jin-Woong).
Balik ke tahun 2015, Park Hae-Young mendapati kalau mobilnya ini terhalang oleh sebuah truk yang tak jelas kemana perginya sang supir. Disini nih setting-nya berubah-ubah yang emang agak bikin bingung. Park Hae-Young mendengar sebuah suara krasak krusuk dari balik truk yang menghalangi mobilnya. Setelah diketahui ternyata itu dari sebuah walkie talkie jadul yang masih menyala memanggil namanya (Park Hae-Young -pen).
Disini detektif Lee Jae-Han (tahun jadul) pergi ke RS Jiwa Seonil di Haenjong-dong karena (katanya) diberitahukan oleh Park Hae-Young untuk mengungkap kasus penculikan Yoon-Jung, tapi Park Hae-Young justru nggak tahu tentang rumah sakit itu. Karena merasa aneh akhirnya Park Hae-Young mencari tahu dimana rumah sakit jiwa Seonil itu.
Dari sinilah kasus penculikan Yoon-Jung diselidiki kembali, bersama dengan kepolisian wilayah tersebut. Namun detektif hanya punya waktu beberapa jam sebelum akhirnya kasus ini ditutup. Disini banyak tegang, seru, banget.
Di episode selanjutnya makin banyak scene transmisi dari walkie talkie tersebut antara detektif Lee Jae-Han dan Park Hae-Young. Berkat terungkapnya kasus penculikan Yoon-Jung, banyak masyarakat Korea yang meminta kasus-kasus yang telah ditutup dibuka kembali demi tuntutan keadilan keluarga korban.
Membuka kasus yang telah ditutup karena tak kunjung menemukan penyelesaian tentu membuat kepolisian mengakui kelalai-annya, sehingga dari internal kepolisian sendiri geram dengan Park Hae-Young yang terus mengungkit kasus-kasus yang tak pernah selesai (disebabkan oleh transmisi itu). Akhirnya kepolisian membuka tim baru, yaitu tim kasus dingin. Dengan anggota hanya empat orang dan satu kapten.
Tim kasus dingin:
capt. Ahn Chi-Soo |
profiler Park Hae-Young |
Detektif Cha Soo-Hyun |
Detektif Jung Hun-Gi |
Detektif Kim Gye-Chul |
Transmisi yang terjadi antara Lee Jae-Han dan Park Hae-Young ternyata juga membawa masalah, alias bisa merubah takdir. Ketika sebuah kasus yan pada tahun 2015 tercatat belum terselesaikan, ketika itu mulai diselesaikan oleh Lee Jae-Han pada masa lampau, tentu takdir dimasa depan akan berubah. Jika satu orang diselamatkan dari suatu kasus, maka akan ada orang lain yang seharusnya masih hidup malah menggantikan posisi itu.
Tanpa sedikitpun goyah, Lee Jae-Han tetap bersikeras untuk selalu menemukan penyelesaian suatu masalah sampai akhir demi menegakkan keadilan hukum yang berlaku. Dan tak siapapun sangka justru itulah yang membuat dirinya terancam.
Penasaran dengan siapa Lee Jae-Han, akhirnya Park Hae-Young mengetahui ternyata detektif Lee Jae-Han adalah seorang detektif yang sudah mati dan dikenal sebagai polisi korup! Dan tak disangka walkie talkie yang ditemukannya adalah milik detektif Lee Jae-Han. Lalu darimana asalnya suara dalam walkie talkie itu? Kenapa Park Hae-Young yang menerima transmisi dari masa lampau? Benarkah detektif Lee Jae-Han adalah seorang polisi korup atau hanya dijebak?
Penasaran dengan siapa Lee Jae-Han, akhirnya Park Hae-Young mengetahui ternyata detektif Lee Jae-Han adalah seorang detektif yang sudah mati dan dikenal sebagai polisi korup! Dan tak disangka walkie talkie yang ditemukannya adalah milik detektif Lee Jae-Han. Lalu darimana asalnya suara dalam walkie talkie itu? Kenapa Park Hae-Young yang menerima transmisi dari masa lampau? Benarkah detektif Lee Jae-Han adalah seorang polisi korup atau hanya dijebak?
Selain kasus Gyeonggi Nambu, kasus lain dalam drama ini pun diambil dari kisah nyata, seperti kasus perampokan, runtuhnya jembatan layang di Korea pada tahun 90-an, kasus pembunuhan berantai, sampai kasus pemerkosaan siswi SMP di salah satu provinsi di Korea.
Seru banget kan?
So, buat para pecinta drama korea, gue cuma bilang jangan lewatin drama yang satu ini. Ini emang seret percintaan dan romansa romansa yang bikin kita senyam senyum sendiri. Tapi, film ini sarat pesan dan bikin kita agak melek dibalik layar politik-hukum. Ya such as ternyata dibalik tak-berdosanya-pelaku-dari-kalangan-pejabat, ada campur tangan politik gitulah. Dan bikin tegang, gregetan, sok sok ikutan mikir siapa pelakunya (yang ternyata permainan kepolisian yang haus pangkat), dan juga nguras air mata (yang gara-gara ke-kampretan polisi-polisi itu).
Sama dong kayak drama Remember?
Beda, jelas beda banget. Remember itu 20 episode, pelakunya udah ketebak diawal dan sepanjang 20 episode itu ya kasusnya itu itu aja. Romance-nya kebanyakan, ceritanya terlalu mengada-ada. No Offense ya, itu pendapat gue :')))
Gue kasih rating ini, 9,6/10 hehehe. Overall, this is one of the best KD i've ever watch (after Reply 1988, ofc)!
Bonus foto Lee Jae-Han si ahjussi tampan sama Park Hae-Young
Seru banget kan?
So, buat para pecinta drama korea, gue cuma bilang jangan lewatin drama yang satu ini. Ini emang seret percintaan dan romansa romansa yang bikin kita senyam senyum sendiri. Tapi, film ini sarat pesan dan bikin kita agak melek dibalik layar politik-hukum. Ya such as ternyata dibalik tak-berdosanya-pelaku-dari-kalangan-pejabat, ada campur tangan politik gitulah. Dan bikin tegang, gregetan, sok sok ikutan mikir siapa pelakunya (yang ternyata permainan kepolisian yang haus pangkat), dan juga nguras air mata (yang gara-gara ke-kampretan polisi-polisi itu).
Sama dong kayak drama Remember?
Beda, jelas beda banget. Remember itu 20 episode, pelakunya udah ketebak diawal dan sepanjang 20 episode itu ya kasusnya itu itu aja. Romance-nya kebanyakan, ceritanya terlalu mengada-ada. No Offense ya, itu pendapat gue :')))
Gue kasih rating ini, 9,6/10 hehehe. Overall, this is one of the best KD i've ever watch (after Reply 1988, ofc)!
Bonus foto Lee Jae-Han si ahjussi tampan sama Park Hae-Young